Selasa, 14 April 2009

lagi.. lagi.. pemilu


Teka-teki siapa caleg (calon legislatif) yang bakal menduduki gedung DPRD Kota Batu mulai terjawab. Itu menyusul tuntasnya hasil penghitungan sementara oleh dua PPK (panitia pemilihan kecamatan) Kota Batu, yakni PPK Junrejo dan PPK Bumiaji.

Sedangkan PPK Batu tidak melakukan penghitungan sementara. Sebaliknya, PPK Batu memilih melakukan perhitungan manual yang baru dilakukan mulai kemarin pagi.

Dari dua PPK itu, bisa diketahui partai serta caleg yang memeroleh kursi dewan. Dapil II Junrejo sendiri dalam pemilu legislatif ini mendapat jatah enam kursi. Sedangkan tujuh kursi untuk caleg dari Dapil III Bumiaji dan Dapil I Batu mendapat jatah 12 kursi.

Berdasarkan penghitungan PPK Junrejo, enam kursi tersebut akan diisi oleh Partai Hanura dengan perolehan 3.461 suara, PIB 3.275 suara, PDIP 2.496 suara, PKPB 2.287 suara, PAN 1.625, dan Partai Demokrat 1.447 suara. “Ini hasil perhitungan sementara dari rekapan berita acara C1 dari masing-masing TPS. Senin besok (hari ini, Red) PPK baru melakukan penghitungan manual,” kata Toni Susanto, anggota PPK Junrejo, siang kemarin.

Dia lantas menjelaskan, dari sekian partai di Dapil Junrejo itu tidak satu pun yang memenuhi BPP. Apalagi dari penghitungan sementara, bilangan pembagi pemilihnya mencapai 3.971. Dengan demikian, perolehan kursi suara di Dapil Junrejo merupakan sisa suara berdasarkan rangking perolehan suara.

Bagaimana dengan Kota Batu? Hingga saat ini memang belum ada kejelasan. Namun, dari rekapitulasi internal partai peserta pemilu legislatif, sejumlah nama sudah bisa diprediksikan untuk menduduki kursi dewan.

Berdasarkan penghitungan sementara dari PDIP di Dapil Batu, PDIP memeroleh 7.917 suara, Golkar 4.977 suara, Hanura 3.041 suara, Demokrat 2.502 suara, PAN 2.317, PNI Marhaenisme 1.869, PKNU 1.825 suara, Patriot 1.469 suara, Barnas 1.443 suara, PKS 1.385 suara, PKB 1.219, PIB 1.140 suara.

Dari PDIP misalnya, ada dua nama yang bakal maju, yakni Punjul Santoso dengan perolehan 2.784 suara dan Endang Susilaning Rahayu 1.326 suara. Dari PAN ada Sugeng Minto Basuki dengan perolehan 1.600 suara, Partai Demokrat Norma Nengsih dengan perolehan suara 1.300, Golkar Suhadi dengan perolahan 3.400 suara.

PDIP Unggul di Kabupaten

Hasil rekapitulasi sementara, suara PDIP di Kabupaten Malang masih belum tergeser oleh partai lainnya. Dari data yang masuk hingga pukul 14.00 kemarin, suara yang sudah terhitung adalah 496.974 suara.

Sementara PDIP unggul dengan 179.674 suara, Partai Demokrat 175.392 suara, dan Partai Golkar 87.866 suara. Sedangkan posisi keempat ditempati PKB dengan 84.149 suara, PKS 39.681 suara, Hanura 25.722 suara, Gerindra 22.573, dan PKNU 12.670 suara.

Di dapil I (Kepanjen, Gondanglegi, Bululawang, Tajinan, dan Pagelaran) dimenangkan Partai Demokrat dengan 22.682 suara. Posisi kedua PKB dengan 15.971 suara, disusul PDIP 14.443 suara, PPP 10.096 suara, dan PKS di posisi kelima dengan 3.940 suara. Di dapil I akan memerebutkan 8 kursi.

Partai Demokrat kembali unggul sementara di dapil II (Pakisaji, Lawang, dan Singosari). Demokrat meraih 9.727 suara, PDIP 4.608 suara, Golkar 3.408, Hanura 2.059, dan PKB 1.824 suara. Pada dapil II ini memerebutkan 7 kursi.

Sedangkan di dapil III (Jabung, Poncokusumo, Wajak, dan Tumpang) merebutkan 6 kursi. Di dapil ini PDIP meraih 13.494 suara, Demokrat 12.497 suara, PKB 6.680 suara, Golkar 5.435 suara, dan PKS 3.737 suara.

PDIP kembali unggul di dapil IV (Ampelgading, Dampit, Tirtoyudo, dan Turen). Di dapil yang memerebutkan 8 kursi tersebut, PDIP meraih 18.070 suara, Demokrat 11.821suara, Golkar 9.913 suara, PKB 6.480 suara, dan PKS 3.746 suara.

Untuk dapil V (Bantur, Donomulyo, Gedangan, Pagak, dan Sumbermanjingwetan) PDIP kembali unggul dengan 8.849 suara. Disusul Golkar 5.611 suara, Partai Demokrat 4.844 suara, PKB 2.267 suara, dan PKS dengan 1.577 suara. Pada dapil V ini memerebutkan 7 kursi.

Partai yang memperjuangkan Megawati Soekarno Putri tersebut juga unggul di dapil VI (Kalipare, Kromengan, Ngajum, Pakisaji, Sumberpucung, dan Wonosari) dengan jatah 7 kursi. Di dapil ini PDIP mendapatkan 22.402 suara, Demokrat 16.526 suara, Golkar 6.105 suara, PKB 6.105 suara, dan Hanura 4.333 suara.

Di dapil VII (Dau, Karangploso, Kasembon, Pujon, Wagir, dan Ngantang) yang berebut 7 kursi, PDIP unggul tipis atas Demokrat. PDIP 97.808 suara dan Demokrat mendapatkan 96.845 suara. Di posisi ketiga Golkar 49.636 suara, PKB 44.822 suara, dan PKS 22.511 suara.

Ketua KPUD Kabupaten Malang Nachrowie mengatakan, KPUD masih belum mendapatkan data yang valid. Sebab, beberapa PPK masih belum memberikan laporan kepada KPUD. (fir/bb)

Sementara penghitungan cepat (quick real count/QRC) yang dilakukan KPUD Kota Malang untuk suara DPR RI berjalan lambat. Hingga tiga hari pascapemungutan suara kemarin, baru 50 TPS yang telah terhitung. Dengan kata lain penghitungan masih berjalan 3 persen dari total TPS.

Rahardian, petugas QRC KPUD Kota Malang kemarin mengungkapkan, yang menyebabkan lambatnya kerja QRC adalah proses validasi data. Sebagian besar data yang dipindai (scan) harus divalidasi satu demi satu.

Kerja itu harus dilakukan karena mayoritas data yang dipindai terbaca salah. Misalnya angka 0 menjadi 8 atau kotak kosong terbaca angka 1. “Jadi nyaris mirip memasukkan data angka satu demi satu. Program aplikasi yang diberikan KPU pusat banyak yang salah baca,” katanya.

Yang dimaksud program aplikasi adalah berbasis ICR (intelligent character recognitions). Perangkat lunak ini mengenali karakter angka hasil pemindaian. Sehingga untuk kepentingan QRC, semestinya petugas tak perlu memasukkan data satu demi satu. Prosesnya hanya memindai, mengoreksi sedikit, lalu mengirimkan datanya ke server KPU. Namun, kenyataannya program aplikasi itu tak secerdas namanya.

Rahardian mengatakan bahwa banyaknya salah baca oleh perangkat lunak itu telah diakui oleh KPU pusat. Salah satunya karena pengerjaan dan pemrograman perangkat lunak itu sangat pendek. Sehingga kurang optimal outputnya. “Memang membantu. Tetapi akhirnya harus dikoreksi satu per satu karena hasil pemindaian lebih banyak yang salah mengenali angka,” katanya.

Selain program aplikasinya yang tidak optimal, pengisian blangko C1-IT oleh petugas KPPS juga kurang tertib. Seharusnya kalau tidak memeroleh suara dibiarkan kosong. Namun oleh petugas KPPS banyak ditulis nol atau tanda minus (-).

Ketua KPUD Kota Malang Hendry menegaskan, usai pemungutan suara, pihaknya belum menerima semua formulir C1-IT dari 1.490 TPS. Sehingga pemindaian baru dilakukan H+2. “Itu sebab lain mengapa masih sedikit yang di-scan,” kata Hendry.

Terkait program aplikasi yang bermasalah, Hendry mengatakan program itu hasil dari pembagian oleh KPU pusat. Pihaknya tidak bisa berbuat banyak kecuali menjalankannya saja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar