Seperti apa gambaran industri musik Indonesia tahun 2009? Atmosfernya takan jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.
"Pembajakan masih merajalela" bahkan MAKIN merajalela. Daya beli masyarakat yang semakin menurun disebabkan krisis ekonomi global membuat masyarakat makin tertarik utnuk membeli barang bajakan. Bagaimana tidak, dalam satu keping MP3 bajakan seseorang bisa mendapatkan belasan album hanya dengan harga Rp. 10.000. KAlau membeli album aslinya, harganya sampai tiga kali lipat.
Bisnis ringtone juga tetap digemari. Orang Indonesia rela mengeluarkan uang demi menyenangkan orang lain melalui RBT tersebut. Dengan kata lain, RBT adalah penyelamat industri musik dari ancaman kebangkrutan.
Bicara soal trend musik, band-band dengan musik pop Melayu mendayu-dayu dengan lirik cinta-juga perselingkuhan-diprediksi bakal tetap mendominasi industri musik tanah air.
Bertahannya musik pop Melayu karena perusahaan rekaman besar tengah memusatkan konsentrasinya kesana. Di Indonesia itu apa yang sukses selalu ditiru. Ketika sebuah perusahaan rekaman sukses dengan band pop Melayu, maka perusahaan lain akan mengikuti. Bahkan ada sebuah perusahaan rekaman yang sampai menurunkan kualitasnya dengan merekrut band pop Melayu. Ini sebagai gambaran konkret limbungnya perusahan rekaman. Anjloknya angka penjualan fisik membuat perusahaan rekaman harus membuat produk yang laku untuk dijual. Nah, trend ini akan masih berlanjut di tahun 2009
Kehadiran pemusik yang mengusung musik non mainstream (pop Melayu) sebenarnya mirip-mirip dengan konsisi musik di era 1977. Saat itu nyaris semua band dan penyanyi meniru gaya pop Melayu ala Koes plus. Sampai kemudian muncul Eros Djarot dengan album eksperimental Badai Pasti Berlalu. Album itu ternyata disukai masyarakat.
Sebenarnya di akhir tahun 2008, muncul corak musik berbeda yang banyak digemari, salah satunya adalah Sind3ntosca lewat 'Kepompong'nya.
Sebagian pengamat musi memprediksi, di tahun ini akan lahir musik hibrida, yaitu fusi dua langgam musik atau lebih. Contoh konkret musik ini seperti yang telah dilakukan oleh Bondan Prakoso dan Fade2Black di lagu "Keroncong Protol". Di lagu itu, band ini menggabungkan musik pop, rock, rap dan keroncong murni.
Kehadiran musik-musik mainstream masih akan mendapat respon positif seperti RAN. Masyarakat akan menuai respon luar biasa terhadap grup pop jazzy ini karena sudah eneg (muak) dengan Kangen Band, akan hadir pula band atau penyanyi dengan sound baru, catchy dan memperhatikan elemen surprise yang bisa mencuri perhatian, contohnya Dewiq, lagu-lagunya sebenarnya sederhana, tapi sound-nya baru dan ada elemen surprise-nya.
Tahun ini akan banyak musisi yang liriknya secara spesifik bicara hal-hal tertentu. Misalnya tema olah raga, motor, mobil, ponsel dan lain sebagainya. Ini agar lagunya bisa tempel dengan iklan yang tentunya akan sangat menguntungkan buat para musisi. Selain jadi bintang iklan, media iklan juga bisa digunakan sebagai alat promosi lagu/album mereka
Jumat, 22 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar